Analisis Semiotika Lukisan Budaya Aceh

Analisis semiotika lukisan budaya aceh

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan lukisan "Aktifitas Budaya Aceh" karya Salaudin menggunakan pendekatan teori semiotika Ferdinand de Saussure. Skripsi berjudul "Penanda Dan Petanda Pada Lukisan Aktifitas Budaya Aceh Karya Salaudin" ditulis oleh Rukniza, membahas proses penciptaan dan riwayat kesenian Salaudin dalam seni lukis. Fokus utama penelitian ini adalah pada penanda (signifier) dan petanda (signified) dalam enam karya lukisan yang representatif.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, studi pustaka, dan pendokumentasian. Karya-karya yang dianalisis termasuk "Suasana Nelayan Lampulo", "Suasana Warung Kopi di Aceh", "Suasana Puasa Sore", dan "Kuah Beulangoeng". Salaudin menggunakan teknik plakat dan sapuan kuas lembut pada kanvas hitam putih, serta warna-warna cerah dalam beberapa lukisan.
Penanda dalam lukisan-lukisan ini adalah makna atau cerita yang terkandung dalam karya, sementara petanda adalah objek spesifik seperti manusia, ikan, perahu, kelapa, dan durian. Melalui analisis ini, penelitian memberikan wawasan tentang bagaimana elemen-elemen visual dalam karya Salaudin mencerminkan budaya dan aktivitas masyarakat Aceh.


Pendahuluan
Budaya Aceh memiliki kekayaan dan keunikan yang terekam dalam berbagai bentuk seni, salah satunya adalah lukisan. Karya seni visual seperti lukisan tidak hanya berfungsi sebagai objek estetis tetapi juga sebagai media komunikasi yang mengandung berbagai lapisan makna. Salaudin, seorang pelukis terkenal dari Aceh, telah menciptakan karya yang berjudul "Aktifitas Budaya Aceh" yang menggambarkan berbagai aspek budaya dan kehidupan masyarakat Aceh.
Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa dan semiotika, memperkenalkan konsep tanda yang terdiri dari dua komponen: penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk fisik dari tanda, seperti gambar dalam lukisan, sementara petanda adalah konsep mental atau makna yang diwakili oleh penanda. Melalui pendekatan semiotika Saussure, kita dapat menganalisis bagaimana elemen-elemen visual dalam lukisan Salaudin berfungsi sebagai tanda yang membawa makna tertentu.
Aceh, sebuah provinsi di ujung utara Pulau Sumatra, dikenal dengan warisan budayanya yang kaya. Budaya Aceh dipengaruhi oleh sejarah panjang, termasuk interaksi dengan bangsa lain melalui perdagangan, penyebaran agama Islam, dan berbagai peristiwa sosial-politik. Unsur-unsur budaya Aceh meliputi seni tari, musik tradisional, adat istiadat, dan pakaian tradisional, yang semuanya mencerminkan identitas dan nilai-nilai masyarakat Aceh.
Salaudin adalah seorang seniman yang karyanya banyak terinspirasi oleh kehidupan dan budaya Aceh. Dalam lukisan "Aktifitas Budaya Aceh", ia mencoba menggambarkan berbagai aktivitas sehari-hari dan upacara tradisional yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Aceh. Lukisan ini kaya akan detail dan warna, yang masing-masing memiliki makna tersendiri.


Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis. Data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap lukisan dan kajian literatur terkait semiotika Ferdinand de Saussure. Analisis dilakukan dalam tiga tahap: analisis denotatif, analisis konotatif, dan analisis mitos.


Pembahasan

Analisis Denotatif
Pada tahap ini, kita melihat elemen-elemen visual dalam lukisan sebagai penanda (signifier). Elemen-elemen ini meliputi:
Gambar Orang: Menggambarkan masyarakat Aceh dalam berbagai aktivitas budaya seperti tarian, permainan tradisional, dan upacara adat.
Pakaian Tradisional: Pakaian khas Aceh yang dikenakan oleh subjek dalam lukisan.
Latar Belakang: Lanskap alam Aceh, seperti pegunungan, laut, dan hutan yang memberikan konteks geografis.

Analisis Konotatif
Pada tahap konotatif, kita menghubungkan penanda dengan petanda (signified) atau makna yang lebih dalam:
Gambar Orang: Menandakan kehidupan komunitas dan kerjasama sosial dalam budaya Aceh.
Pakaian Tradisional: Melambangkan identitas dan kebanggaan budaya Aceh.
Latar Belakang: Menunjukkan hubungan erat antara masyarakat Aceh dengan alam sekitarnya.

Analisis Mitos
Analisis mitos mengungkap bagaimana tanda-tanda dalam lukisan mencerminkan ideologi atau nilai-nilai sosial yang lebih luas:
Kebersamaan dan Gotong Royong: Lukisan ini mencerminkan mitos tentang kebersamaan dan gotong royong yang diidealkan dalam masyarakat Aceh.
Keagungan Alam: Menggambarkan mitos tentang keagungan dan kelestarian alam yang menjadi bagian penting dari kehidupan dan budaya Aceh.

Makna Denotasi
Makna denotatif dari lukisan "Aktifitas Budaya Aceh" adalah representasi visual yang jelas dan langsung dari kehidupan budaya masyarakat Aceh, termasuk aktivitas sehari-hari, pakaian tradisional, dan lingkungan alam.

Makna Konotasi
Makna konotatif mencakup interpretasi yang lebih dalam dan subjektif dari elemen-elemen visual tersebut, seperti asosiasi dengan nilai-nilai kebersamaan, identitas budaya, dan penghargaan terhadap alam.

Kesimpulan
Proses penciptaan karya seni oleh Salaudin adalah perjalanan panjang yang mencerminkan karakter unik dan teknik khasnya. Dalam karyanya, Salaudin sering menggunakan bentuk visual yang sederhana dengan warna-warna kontras dan garis-garis spontan. Salaudin banyak menggunakan warna hitam dan putih pada kanvas dengan garis-garis tegas, meski kadang-kadang juga menggunakan garis kasar.
Dengan pendekatan teori semiotika Ferdinand de Saussure, yang membedakan antara penanda (signifier) dan petanda (signified), lukisan Salaudin dianalisis untuk mengungkap makna tersembunyi di balik visualnya. Penanda dalam lukisan ini adalah elemen visual yang mencerminkan cerita atau makna tertentu, sedangkan petanda adalah objek spesifik yang digambarkan dalam lukisan tersebut.
Salaudin mendapatkan ide dari lingkungannya dan menggambarkan budaya serta aktivitas manusia Aceh. Proses kreatifnya melibatkan penggunaan alat dan bahan seperti kertas, pensil, dan papan sketsa untuk menyalurkan ide menjadi sketsa sebelum diwujudkan dalam bentuk lukisan dengan cat akrilik.


Daftar Pustaka
https://isbiaceh.ac.id/wp-content/uploads/2020/10/rukniza.pdf https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/29485/1/Putri%20Hidayanti,%20180701139%20,%20FST,%20ARS,%20081367372242 https://habadaily.com/2022/11/26/bercerita-sejarah-dan-budaya-aceh-melalui-gambar-lukisan-kolektif/ https://abdikaramallah.web.ugm.ac.id/2015/06/01/kesenian-seni-rupa-di-aceh/ 


Postingan populer dari blog ini

Metode Penelitian: Analisis Semiotika Logo PT Paragon Technology and Innovation

literature review 20 jurnal